PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI TARI KREATIF BERDASARKAN
TEMA PEMBELAJARAN DI PAUD
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Seni Tari Pendidikan Anak Usia Dini
dosen
pengampu : Rosarina
Giartini, M.Pd.
oleh
Mila Karmila
NIM 1506751/2A PGPAUD
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul “Pendidikan Karakter Melalui Tari Kreatif
Berdasarkan Tema Pembelajaran di PAUD” Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Seni Tari.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rosarina Giatini, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendididkan Seni Tari dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga semua amal baik semua pihak mendapatkan imbalan
yang berlipat dari Allah SWT.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan, hal itu disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu,
serta sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya, April 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
|
i
|
DAFTAR ISI ………...……………………………………………………...
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN ……………………….…………………….……
|
1
|
A.
Latar
Belakang ………………………………………………….……
|
1
|
B.
Rumusan
Masalah ……………………………………………………
|
2
|
C.
Tujuan ………………………………………………………………..
|
2
|
D.
Manfaat ……….……………………………………………………...
|
2
|
BAB II PEMBAHASAN ……………………….…….…………………….
|
3
|
A.
Ruang
Lingkup Pendidikan Seni Tari ……………………………….
|
3
|
B.
Pendidikan Seni Tari
Anak Usia Dini .................................................
|
5
|
C.
Pendidikan Seni Tari
Sebagai Wahana Pendidikan Karakter ..............
|
6
|
D.
Teknik Pemilihan Jenis
Tari Sesuai Tingkat Anak Usia Dini ……………...
|
7
|
E.
Proses Pembelajaran
Tari Kreatif Pada Anak Usia Dini .....................
|
9
|
BAB III PENUTUP ……………………….………………………………..
|
10
|
A.
Simpulan ……………………………………………………………..
|
10
|
B.
Saran …….…………………………………………………………...
|
11
|
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ada
pepatah bahwa walaupun jumlah anak-anak hanya 10% dari total jumlah penduduk,
tetapi mempengaruhi 100% masa depan. Investasi untuk program Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dianggap sangat penting, karena akan menentukan kualitas SDM
di masa depan.
PAUD
dianggap penting karena membangun karakter yang paling efektif adalah pada usia
sedini mungkin. Tim Utton berkata bahwa“At 3, you’re made for life”
(Pada usia 3 tahun, kamu dibentuk untuk seumur hidup”). Ungkapan tersebut
mengacu kepada sebuah studi yang dilakukan oleh University of Otago di New
Zealand yang meneliti lebih dari 1000 anak-anak selama 23 tahun, dan terbukti
bahwa sejak usia 3 tahun seorang anak sudah bisa diprediksi bagaimana
karakternya kelak ketika dewasa.
Dunia anak
adalah dunia bermain
menjadi prinsip dasar pembelajaran di PAUD
yaitu “belajar sambil bermain dan bermain seraya
belajar”, sehingga untuk memberikan pembelajaran
anak usia dini harus menggunakan
media yang tepat, salah satunya melalui seni
tari. Pada anak usia dini seni tari merupakan
salah satu wadah yang efektif untuk mengantarkan anak-anak melewati dunianya. Gerak sebagai media tari mengajarkan anak untuk berimajinasi,
berkreasi dan bereskpresi. Sesuai dengan teori belajar
humanistik, pembelajaran tari
kreatif merupakan proses aktivitas individu yang perkembangannya ditentukan oleh individu itu sendiri.
Kenyataan di sekolah pada umumnya pembelajaran seni tari masih menjadi kegiatan yang insidental, sehingga siswa
memiliki keterbatasan untuk mengekspresikan dirinya
melalui gerak. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode yang terpusat pada guru sebagai model, sehingga
anak hanya menirukan dan
menghafalkan gerak baku yang dilakukan oleh guru.
menghafalkan gerak baku yang dilakukan oleh guru.
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran di PAUD
melibatkan anak secara aktif dalam eksplorasi dalam penemuan gerak sehingga
anak mendapatkan pengalaman secara konstruktif dan kreatif. Siswa mendapatkan ruang imajinasi dan
ekspresi dalam memilihan peran sesuai minatnya. Di sisi lain, kebersamaan,
kedisiplinan, kemandirian dan tanggungjawab anak yang terjalin di dalam proses tari kreatif dapat membangun
karakter anak.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja ruang lingkup pendidikan seni tari?
2. Bagaimana
pendidikan seni tari di PAUD?
3. Bagaimana
pendidikan seni tari sebagai wahana pendidikan karakter?
44. Bagaimana
teknik pemilihan jenis tari yang sesuai dengan tingkat anak usia dini?
5. Bagaimana
proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan memahami ruang lingkup pendidikan seni tari.
2. Untuk
mengetahui dan memahami pendidikan seni tari di PAUD.
33. Untuk
mengetahui dan memahami pendidikan seni tari sebagai wahana pendidikan
karakter.
44. Untuk
mengetahui dan memahami teknik pemilihan jenis tari yang sesuai dengan tingkat
anak usia dini.
55. Untuk
mengetahui dan memahami proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia dini.
D.
Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan
penyusun dan pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup
pendidikan seni tari, pendidikan seni tari di PAUD, pendidikan seni tari
sebagai wahana pendidikan karakter, teknik pemilihan jenis tari yang sesuia
dengan tingkat usia dini dan proses pembelajaran tari kreatif pada anak usia
dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ruang
Lingkup Pendidikan Seni Tari
1. Pengertian
Pendidikan Seni Tari
Menurut Aristoteles ( ) meyatakan bahwa “tari
ialah sebuah gerak ritmis yang bisa menghadirkan suatu karakter manusia saat
mereka bertindak”. Sedangkan menurut menurut Cooric Hartong (1906) menyatakan
bahwa “seni tari ialah sebuah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan
dilakukan dalam suatu ruang”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulakan bahwa seni tari merupakan suatu gerak badan yang secara berirama
yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran yang dapat menghadirkan karakternya
ketika bertindak.
2. Elemen Dasar Gerak
a. Gerak
Gerak tari adalah
gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah
(asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami
stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan yang
memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak wantah
contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami sebalikknya
gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah mengalami proses
stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan
gerak wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna.
Gerak maknawi adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi
gerak indah yang bermakna.
b. Tenaga
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
1)
intensitas berkaitan
dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak.
2)
Aksen/tekanan muncul
ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras.
3)
Kualitas berkaitan
dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
c. Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.
1) Garis,
yaitu kesan yang ditimbulkan setelah sedemikian rupa setelah membentuk garis
tubuh di alami baik garis diagonal maupun tegak.
2) Volume,
yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari yang digunakan seorang tari.
3) Arah,
yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak baik ke depan, ke samping maupun
ke belakang.
4) Level,
yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukan gerakan.
5) Fokus,
yaitu sudut pandang suatu perspektif penonton dan yang diperlukan dalam
melakukan rangkain gerak.
d.
Waktu
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai. Sedangakan tempo merupakan kecepatan gerak tubuh penari yang dapat dilihat dari panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai. Sedangakan tempo merupakan kecepatan gerak tubuh penari yang dapat dilihat dari panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
3. Keindahan
dalam Tari
a. Wiraga
meliputi hafalan, teknik dan
ruang gerak.
b. Wirasa
menyangkut penjiwaan atau kemampuan penari di dalam mengungkapkan rasa emosi
yang sesuai dengan karakter dan tema tarian.
c. Wirama
meliputi ketepatan ritme dan tempo gerak yang selaras dengan irama iringannya.
B. Pendidikan
Seni Tari Anak Usia Dini
Karakteristik gerak motorik anak usia dini
terdiri dari dua gerakan yaitu motorik halus dan motorik kasar.
a. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar
Gerakan ini meliputi
kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh yang meliputi : ketahan, kecepatan,
kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Ketrampilan motorik kasar dapat dibagi
dalam 3 kelompok:
1) Ketrampilan
lokomotorik : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling, behenti, berjalan setelah berhenti
sejenak, menjatuhkan diri dan mengelak.
2) Ketrampilan non lokomotorik : menggerakkan anggota tubuh
dengan posisi tubuh diam ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang,
melengkung, memeluk, memutar dan mendorong.
3) Ketrampilan memproyeksi : menangkap, menerima, menendang,
menggiring, melambung, memukul dan menarik.
b. Ketrampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus
Gerakan ini menyangkut koordinasi gerakan gerakan jari-jari
tangan dalam melakukan berbagai aktivitas.
Karakteristik gerak yang biasa dilakukan oleh anak usia dini pada umumnya
adalah sebagai berikut: menirukan, memanipulasi dan bersahaja.
2.
Pembelajaran
Seni Tari untuk Anak Usia Dini
Menari adalah aktivitas menggerakan tubuh untuk
mengekspresikan gagasan, merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Tujuan
pembelajaran seni tari adalah untuk mendemonstrasikan suatu ketrampilan motorik
(misalnya berlari, melompat, meloncat dan lain-lain), melatih keseimbangan saat
bergerak, menempatkan diri dalam peran dan situasi tertentu serta memahami dan
mengikuti instruksi.
Tari yang kreatif adalah gerakan yang ditampilkan secara
menarik dengan menyesuaikan alunan lagu atau musik. Terlepas dari itu, gerakan
tari untuk anak usia dini sebaiknya yang mudah dan tidak terlalu bervariasi,
menyenangkan dan dalam kondisi tertentu gerakan tari anak bersifat alami
Gerakan tari pada
anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan ditambah
variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan oleh
pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis anak saat ingin
menari.
Memaksakan atau
menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus sempurna,
hanya akan membuat kondisi anak menjadi semakin buruk dan tidak mengembangkan
kreativitas mereka.
Kegiatan kreatif
tari dapat berupa:
a. Bergerak bebas mengikuti irama lagu
atau instrument
b. Bergerak bebas menyesuaikan dengan
tempo musik/lagu
c. Bergerak dan berhenti
d. Menari dengan menggunakan gerakan
hewan, tumbuhan, robot, kendaraan, dan sebagainya
e. Menari dengan pola yang bervariasi
f. Menari dengan gerakan formasi
Dapat disimpulkan
bahwa pendidikan tari untuk anak usia dini adalah pendidikan yang menimbulkan
ekspresi suatu individu yang diungkapkan melalui media gerak dengan iringan
lagu yang gembira dengan sesuai dengan tujuan edukatif untuk anak usia dini.
C. Pendidikan Seni Tari Sebagai Wahana
Pendidikan Karakter
Anak yang bergaul akrab dengan seni termasuk seni tari, di
samping merasakan dan menghayati keselarasan dan keindahan seninya, mereka juga
memiliki pengalaman jiwa ikut merasakan dan
menghayati pergolakan batin atau konflikkonflik, entah itu konflik manusia yang
satu dengan yang lain, manusia dengan lingkungannya,
manusia dengan alam, manusia dengan penguasa, bahkan mungkin dengan Tuhan.
Anak memiliki pandangan yang relatif
mendalam tentang watak manusia serta hidup dan
kehidupannya. Melalui pergelaran seni, anak mendapatkan
pemahaman tentang psikologi watak-watak manusia. Berangkat dari situ, mereka akan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendasar
tentang sifatsifat manusia lain (pada umumnya) dan tentang dirinya sendiri.
Menari yang dilakukan secara rutin atau
berkesinambungan berdampak positif, karena mereka cenderung menjadi betah bergaul dengan orang lain tanpa
memandang status sosial. Mereka bisa saling
menghormati pendapat, bekerja samadengan orang lain,
sabar mendengarkan pembicaraan orang lain (teman dan guru).
Seni tari menyediakan kesempatan untuk mempelajari psikologi
manusia dengan berbagai perilakunya. Mereka
mempunyai kesempatan mempraktekkan tari. Praktik
tari apabila dihayatinya dengan baik, maka tanpa sadar proses itu akan membantu dalam proses pendewasaan diri. Mereka
mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang
dibawakannya, dan juga mengenal baik problem-
problem tokoh tersebut. Demikian pula, tahu secara
persis nilai-nilai (moral) yang diperjuangkannya, sehingga mereka pun terlatih dalam upaya
memecahkan problemnya sendiri dalam kehidupan
sehari-hari
D. Teknik
Pemilihan Jenis Tari Sesuai Tingkat Anak Usia Dini
1.
Karakteristik
Tari Anak Usia Dini
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
yaitu ada beberapa butir yang harus diketahui antara lain :
a.
Tema
Bahwa pada umumnya anak-anak
selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Dari apa yang dilihatnya secara
tidak disadari atau disadari dengan spontan anak akan menirukan gerak-gerak
yang sesuia dengan apa yang pernah dilihatnya.
Dari gerak-gerak yang pernah
dilihat dan diamati oleh anak maka dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema
tersebut yang pada umumnya disenangi oleh anak usia dini diantaranya adalah
tingkah laku binatang, seperti : kucing, anjing, kupu-kupu, angsa, bebek dan
lain-lain. Anak juga suka menirukan tingkah laku manusia, seperti : ayah, ibu,
dokter, polisi, supir, arsitek dan lain-lain.
Selain
tema di atas, guru dapat memilih salah satu tema dan sub tema sebagai berikut :
No
|
Tema
|
Sub Tema
|
1
|
Diriku
|
Identitasku,
Tubuhku, dan Kesukaanku
|
2
|
Keluargaku
|
Anggota
Keluargaku dan Profesi Anggota Keluargaku
|
3
|
Lingkunganku
|
Rumahku dan
Sekolahku
|
4
|
Binatang
|
Binatang di
Darat, di Air, Bersayap dan di Hutan
|
5
|
Tanaman
|
Tanaman
Hias, Sayur, Obat, dan Buah
|
6
|
Kendaraan
|
Kendaraan di
Darat, di Air dan di Udara
|
7
|
Alam Semesta
|
Benda-benda
Alam, Langit dan Gejala Alam
|
8
|
Negaraku
|
Tanah Air
|
b.
Bentuk Gerak
Bentuk gerak yang sesuai
dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya gerak-gerak yang dilakukan
tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya
imajinasi anak itu masih liar dan tinggi maka dia mempunyai daya kreativitas yang
tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk
gerak-gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.
c.
Bentuk Iringan
Dilihat dari karakteristik
anak yang senang bergerak dengan gembira, anak usia dini biasanya menyenangi
music iringan yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu
anak mudah diingat, misalnya : lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan
lain-lain.
d.
Jenis Tari
Apabila suatu karya cipta
gerak tari sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah
menjadi satu bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik
dan sifat anak usia dini yang memiliki sifat kesenangan dan kegembiraan,
geraknya yang lincah dan sederhana, serta iringan musiknya pun mudah dipahami
oleh anak.
e.
Tujuan Tari
Keterampilan gerak tari
bukanlah tujuan utama namun pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri
anak merupakan orientasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya. Tujuan
utama dari pendidikan tari pada anak usia dini yaitu untuk membantu menumbuhkan
dan mengembangkan kemampuan anak melalui tari untuk menemukan hubungan antra
tubuhnya dengan seluruh eksistensinya sebagi manusia.
E. Proses Pembelajaran Tari Kreatif
Pada Anak Usia Dini
1.
Kreativitas Anak
Usia Dini
Selo Soemardjan (1983) “kreativitas
merupakan sifat pribadi seorang individu yang tercermin dari kemampuanya untuk
menciptakansesuatu yang baru”. Sedangkan
menurut Supriadi (2001) memaparkan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya”.
Jadi kreativitas merupakan proses mental
yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal serta kreativitas juga adalah kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Konsep dan bentuk kreativitas AUD dan
orang dewasa sangat berbeda. Kreativitas pada anak-anak memiliki ciri
tersendiri. Kreativitas anak dikoridori oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya
imajinasi serta fantasi. Anak-anak yang kreatif sensitif terhadap stimulasi.
Mereka juga tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Artinya, mereka memiliki
kebebasan dan keleluasan beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki
keasyikan dalam aktivitas. Kreativitas AUD juga ditandai dengan kemampuan
membentuk imaji mental, konsep berbagai hal yang tidak hadir di hadapannya. AUD
juga memiliki fantasi, imajinasi untuk membentuk konsep yang mirip dengan dunia
nyata.
Dimensi kreativitas menurut Rhodes (1961) terbagi menjadi empat yang
dikenal disebut sebagai “The Four P’s of Creativity”. Keempat dimensi
tersebut adalah person, process, product, dan press.
a.
Kreativitas dari aspek pribadi, yakni muncul dari keunikan pribadi individu
dalam interaksi dengan lingkunganya. Setiap anak mempunyai bakat kratif, namun
masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda.
b.
Kreativitas ditinjau dari aspek
pendorong, yakni menunjuk pada perlunya dorongan dari
dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar
(lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan.
c.
Kreativitas sebagai proses, ialah
proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya
kreativitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat
mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat.
d.
Kreativitas sebagai produk,
merupakan suatu ciptaan yang baru dan bermakna bagi individu dan /atau bagi
lingkunganya.
Menurut Yasbiati dan Lutfi Nur (2016, hlm. 87) menyatakan bahwa “proses
kreatif dimulai secara individual”.
Maksud dari pernyataan diatas adalah bahwa dalam upaya mendorong proses
kreativitas anak, guru dapat menghadapkan anak pada suatu kemandirian agar
dapat melihat, mendengar, mersakan, berpikir dan berkreasi dengan perasaannya
sehingga anak dapt mengeluarkan ide- ide yang berbentuk ekspresi gerak yang
unik dan orisinal.
2.
Pendekatan Gerakan Berirama
Pendekatan dalam kegiatan gerak berirama
harus menekankan pada metodologi yang kreatif dan fleksibel yang menempatkan
proses gerakan dan ekspresi diri terhadap irama lebih penting dari pada pola
gerak yang dihasilkan.
Anak harus menemukan cara baru dalam
melakukan sesuatu dan bergerak mengikuti irama membuat anak bebas berimajinasi
dan berani menghadapi tantangan baru. Penyelidikan, improvisasi, penemuan dan
eksplorasi adalah kunci dalam pengembangan pola gerak alami yang bervariasi.
3. Prosedur
Proses Pembelajaran Tari Kreatif Anak Usia Dini Berdasarkan Tema Pembelajaran
Proses pembelajaran tari yang dilakukan
berdasarkan pada 4 dimensi kreatif dengan memilih salah satu tema yang sedang
dipelajari. Misalnya : tema tanaman dengan sub tema tanaman buah yaitu pohon
mangga.
Prosedur :
a.
Guru mengajak anak ke luar ruangan
b.
Biarkan anak mengamati segala sesuatu
yang dapat mereka lihat, dengar dan rasakan
c.
Tekanakan pengamatan anak pada tanaman sekitar
sesuai dengan tema yang sedang dipelajari termasuk pohon mangga
d.
Ajak anak kembali ke ruangan setelah
puas bereksplorasi dengan observasinya
e.
Jika anak tidak juga menyampaikan hasil
observasinya, maka guru wajib mendorongnya agar anak mau menyampaikan
f.
Hasil observasi dapat berupa ciri-ciri
pohon mangga baik itu pohonnnya, ranting, daun, buah dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pohon mangga termasuk gerakannya ketika tertiup angin.
g.
Setelah itu, guru dapat memerintahkan
anak menirukan gerakan tersebut
h.
Kemudian guru dapat memberikan penguatan
terhadap hasil observasi anak-anak dan gerakan tersebut
i.
Guru dapat mengambil gerakan-gerakan
dari setiap anak yang mudah dipahami dan dimengerti serta dilakukan setiap anak
minimal sampai 3 gerakan.
j.
Terciptalah tari kreatif pohon mangga
k.
Setelah itu, guru dapat menambahkan lagu
sesuai keinginan anak untuk mengiringi tarian tersebut
l.
Biarkan anak mendengarkan musik tersebut
sehingga menyesuaikan sendiri gerakannya sesuai dengan minat anak
m.
Jika anak ikut bernyanyi, maka musik
harus lebih keras dari suaranya agar anak dapat menyesuaikan gerakannya
n.
Setelah anak puas dengan gerakan tari
tersebut, guru dapat mendiskusikan pohon mangga tersebut mulai manfaat buahnya
bagi tubuh, manfaat pohonnya, akibat yang akan timbul jika di tebang
sembarangan dan lain-lain.
Dengan pembelajaran demikian, selain anak
dapat meningkatkan kretivitasnya melalui seni kreatif hasil sendiri juga dapat
membangun karakternya melalui rasa cinta dan saying terhadap tanaman sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT yang harus dirawat, dijaga dan dilestarikan untuk
keseimbangan dan kesejahteraan hidup sesama di dunia ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Fungsi seni sebagai media pendidikan
menjadikan seni memiliki potensi yang besar
tidak hanya sebagai hiburan saja. Tapi penanaman karakter dapat diajarkan melalui seni salah satunya seni tari. Sejauh
ini pembelajaran tari diberikan
melalui pola-pola baku sehingga anak hanya meniru tarian dari guru saja
tanpa sedikit pun anak dapat mengeluarkan ide-ide kreatifitasnya atau tarian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan
usianya, sehingga hal tersebut membuat anak
cenderung lebih pasif, egois, kaku dan tidak kreatif.
Tari kreatif adalah tarian yang dimainkan
dengan pencarian ide-ide gerak dan alat yang
penuh nilai-nilai dan norma-norma yang berguna bagi anak untuk memahami dan
mencari keseimbangan gerak hasil pencarian menuru kemampuan dengan penuh kesadaran atau tanpa adanya
paksaan.
Pembelajaran tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran mengacu pada minat, potensi dan kemampuan siswa. Pemahaman tema pembelajaran melalui cerita, melakukan
eksplorasi, berimajinasi
dan mengekspresikan gerak sesuai
peran adalah proses yang
menghantarkan anak pada ruang kreativitas gerak yang menyenangkan. Aspek kognitif, afektif, psikomorik dan sosial yang dikembangkan dalam tari kreatif berdasarkan tema pembelajaran bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sisi lain, kebersamaan, kedisiplinan,
kemandirian, tanggungjawab anak yang terjalin di dalam
proses tari kreatif menunjukkan adanya pembangunan karakter anak yang dapat
meningkatkan pemahaman akan cinta lingkungan sehingga mengantarkan
anak untuk memiliki kepekaan
memahami aspek-aspek yang terdapat
dalam lingkungan.
B.
Saran
Bagi
mahasiswa sebagai calon guru harus benar-benar memahami bagaimana konsep-konsep
dan cara memberikan pembelajaran seni tari yang seharusnya agar mohon maaf
tidak terjadi lagi pengulangan kesalahan mengajar seperti yang dilakukan
guru-guru terdahulu.
Bagi orang tua dan guru harus lebih
memberikan kesempatan kepada anak mengeksplorasi dan mengaktualisasikan dirinya
sendiri sesuai dengan minatnya serta jangan sekali-kali mencampuri apa yang
sedang mereka lakukan melainkan jadilah motivator dan fasilitator bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Dilam, Angku. (20). Komposisi Tari. [Online]. Diakses dari: https://www.scribd.com/doc/26802504/Komposisi-Tari. (25 April 2017)
Elly.
(2014). Karakteristik Tari Anak Usia Dini.
[Online]. Diakses dari: http://ellyceria2011.blogspot.co.id/2014/02/karakteristik-gerak-berirama-tari-anak.html. (24 Aril 2017).
Enis., dkk.
(2009). Pendidikan
Karakter Melalui Pembelajaran Tari.
(Makalah) [Online]. Diakses
dari: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/enis-niken-herawati-mhum/makalah-sleman.pdf.
(23 April 2017)
Kusumastuti, Eny., dkk. Pelatihan Pembelajaran Seni Tari Pada Anak Usia Dini Melalui Pendekatan
Ekspresi Bebas Bagi Guru Taman Kanak Kanak Wilayah Kecamatan Gajah Mungkur
Semarang. [Online]. Diakses dari: http://www.academia.edu/9722810/pelatihan_pembelajaran_seni_tari_pada_anak_usia_dini_melalui_pendekatan_ekspresi_bebas_bagi_guru_taman_kanak-kanak_wilayah_kecamatan_gajah_mungkur_semarang. (27 April 2017)
Mariyana, Rita. (2008). Pembelajaran Kreativitas Untuk Anak Usia Dini. Program Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nisak, Ainun. (2013). Pendidikan Karakter di PAUD. [Online].
Diakses dari: https://ainunnisak.wordpress.com/2013/04/01/pendidikan-karakter-di-paud/. (26 April 2017)
PAUD Jateng. (2015). Pembelajaran Seni Tari
Untuk Anak Usia Dini (PAUD). [Online]. Diakses dari: http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/pembelajaran-seni-tari-anak-usia-dini.html. (28 April 2017)
Peraturan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini.
Pratiwi, Yhana (2013). Seni dan Drama untuk Anak Usia Dini.
[Online]. Diakses dari: https://yhanapratiwi.wordpress.com/2013/04/09/seni-tari-dan-drama-untuk-aud/. (24 April 2017).
Riwayanti, Rike. (2010). Kemampuan dan Karakteristik Tari Anak.
[Online]. Diakses dari: http://rikerikeriwayanti.blogspot.co.id/2010/12/kemampuan-dan-karakteristik-tari-anak.html. (25 April 2017)
SDN Puntukdoro 3. (2015). Tari dalam Pendidikan Karakter. [Online]. Diakses dari: http://sdnpuntukdoro3.blogspot.co.id/2015/06/tari-sebagai-wahana-pendidikankarakter.html. (26 April 2017)
Sujiono, Y N. (2009). Konsep Dasar PAUD. Jakarta Barat: Indeks.
Yasbiati dan Lutfi Nur. Strategi Pengembangan Fisik Motorik. Tasikmalaya:
Prodi Guru PAUD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar